Pendahuluan
Pendidikan bukan hanya soal capaian akademik, melainkan juga tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman bagi seluruh warga sekolah, terutama anak-anak. Kabupaten Banggai, dalam upayanya menuju status Kabupaten Layak Anak (KLA), mendorong setiap satuan pendidikan untuk menerapkan prinsip-prinsip ramah anak melalui pendekatan yang komprehensif, salah satunya melalui Gerakan 9K.
Gerakan 9K merupakan program budaya bersih dan sehat yang terdiri dari:
1. Keamanan
2. Ketertiban
3. Kebersihan
4. Keindahan
5. Kekeluargaan
6. Kesehatan
7. Kepedulian
8. Kerindangan
9. Ketaqwaan
Kesembilan aspek ini merupakan pilar utama dalam membangun budaya sekolah yang ramah anak, sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pemenuhan hak anak di lingkungan sekolah.
Implementasi 9K dalam Lingkungan Sekolah
1. Keamanan
Keamanan menjadi prioritas utama dalam mewujudkan sekolah ramah anak. Penerapannya meliputi:
• Penjagaan pintu gerbang sekolah oleh petugas keamanan.
• Pemasangan kamera CCTV di area strategis.
• Sosialisasi anti perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah.
• Penerapan kebijakan zona aman lalu lintas di sekitar sekolah.
2. Ketertiban
Ketertiban menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif. Implementasinya:
• Pembiasaan antri saat masuk kelas, kantin, dan saat pulang.
• Penegakan tata tertib dengan pendekatan pembinaan, bukan hukuman keras.
• Jadwal piket kelas yang teratur.
• Adanya program literasi pagi secara tertib dan menyenangkan.
3. Kebersihan
Lingkungan bersih mendorong kesehatan dan kenyamanan:
• Program “Jumat Bersih” melibatkan seluruh warga sekolah.
• Penyediaan tempat sampah organik dan anorganik.
• Edukasi pemilahan sampah dan daur ulang.
• Toilet sekolah yang bersih dan terawat.
4. Keindahan
Estetika lingkungan sekolah mendorong semangat belajar:
• Pembuatan taman sekolah dan mural edukatif.
• Lomba antar kelas tentang tata ruang dan kebersihan kelas.
• Warna-warna lembut dan desain ramah anak di ruang belajar.
5. Kekeluargaan
Keharmonisan dan keakraban antar warga sekolah:
• Kegiatan refleksi bersama setiap pekan.
• Penerapan buddy system untuk siswa baru atau rentan.
• Kegiatan Hari Keluarga Sekolah (Family Day) melibatkan orang tua.
6. Kesehatan
Kesehatan siswa adalah fondasi belajar yang optimal:
• Adanya UKS yang aktif dan terstandar.
• Program minum tablet tambah darah bagi siswi.
• Pemeriksaan rutin kesehatan gigi dan mata.
• Edukasi pola makan sehat dan aktivitas fisik rutin (senam pagi).
7. Kepedulian
Kepedulian membentuk karakter sosial:
• Kegiatan bakti sosial dan donasi sukarela siswa.
• Program “Teman Peduli”, untuk siswa yang mengalami masalah pribadi.
• Pelatihan dasar P3K dan kesiapsiagaan bencana.
8. Kerindangan
Lingkungan hijau sebagai sarana belajar yang menyenangkan:
• Penanaman pohon rindang di sekitar sekolah.
• Adanya pojok hijau dan kebun sekolah.
• Penggunaan tanaman obat sebagai media pembelajaran.
9. Ketaqwaan
Pendidikan karakter berbasis nilai spiritual:
• Kegiatan keagamaan seperti tadarus, doa bersama, atau renungan pagi.
• Perayaan hari besar keagamaan secara inklusif.
• Pendidikan toleransi dan penghormatan antar umat beragama.
Dampak Positif Penerapan 9K
Implementasi 9K telah terbukti mampu:
• Menurunkan kasus perundungan dan kekerasan di sekolah.
• Meningkatkan semangat belajar dan prestasi siswa.
• Menumbuhkan sikap tanggung jawab, toleransi, dan kepedulian.
• Mendukung visi Banggai sebagai Kabupaten Layak Anak, karena sekolah menjadi bagian dari sistem perlindungan anak.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Implementasi Gerakan 9K bukan sekadar seremonial, tetapi harus menjadi budaya hidup seluruh warga sekolah. Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan instansi terkait perlu memberikan:
• Pelatihan berkelanjutan untuk guru dan kepala sekolah.
• Monitoring dan evaluasi penerapan 9K secara periodik.
• Penghargaan bagi sekolah yang konsisten menjalankan budaya ramah anak.
Dengan semangat kolaborasi seluruh pihak, termasuk guru, siswa, orang tua, dan pemerintah, Banggai akan semakin siap menjadi Kabupaten Layak Anak, dengan sekolah-sekolah yang aman, nyaman, dan membahagiakan bagi anak-anak kita.
Penulis : Rastono Sumardi, S.Pd, ME ( Sekretaris DKISP Banggai, Penggiat Literasi Digital)