Banggai Cerdas – Dunia pendidikan saat ini tengah bergerak menuju paradigma baru. Salah satu pendekatan yang mulai banyak diperbincangkan adalah deep learning, sebuah metode pembelajaran yang tidak sekadar mendorong siswa untuk menghafal materi, melainkan mengajak mereka memahami secara mendalam dan menyeluruh apa yang mereka pelajari.
Berbeda dari istilah deep learning dalam konteks teknologi kecerdasan buatan, dalam dunia pendidikan, istilah ini lebih merujuk pada strategi pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep yang utuh, berpikir kritis, dan kemampuan mengaitkan materi dengan berbagai konteks kehidupan nyata.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan (https://lmsspada.kemdikbud.go.id), deep learning dalam pendidikan bisa diartikan sebagai upaya mengembangkan pengetahuan siswa secara mendalam, membangun logika berpikir yang kuat, serta mendorong mereka untuk menganalisis dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam berbagai situasi. Tujuannya bukan hanya agar siswa tahu apa, tetapi juga mengapa dan bagaimana sesuatu bisa terjadi.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa penerapan sistem deep learning di sekolah dasar dan menengah bukanlah perubahan kurikulum, melainkan pengayaan pendekatan pembelajaran yang memperdalam penguasaan konsep. Ia menekankan bahwa ini tidak menggantikan Kurikulum Merdeka, melainkan memperkuatnya dengan menambahkan dimensi analisis, integrasi, dan pemahaman dalam proses belajar.
Pembelajaran yang berorientasi pada deep learning tidak lagi bergantung pada ceramah dan hafalan. Siswa didorong untuk aktif berdiskusi, bekerja dalam tim, dan terlibat dalam proyek yang menantang. Lewat interaksi ini, mereka tidak hanya memperdalam pengetahuan, tapi juga mengembangkan kemampuan komunikasi, kerja sama, dan berpikir kreatif—bekal penting untuk masa depan.
Namun, implementasi pendekatan ini bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah kesiapan guru. Banyak pendidik masih terpaku pada cara-cara lama—menyampaikan materi, memberi tugas, lalu menguji hafalan. Untuk menjalankan pembelajaran mendalam, peran guru harus bergeser dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator pembelajaran yang memberi ruang eksplorasi bagi siswa.
Penerapan deep learning menuntut pelatihan yang serius bagi guru, termasuk pemahaman pedagogi yang modern, kemampuan mengelola kelas aktif, dan keterampilan memantik rasa ingin tahu siswa. Bila tantangan ini dapat diatasi, sistem ini diyakini akan membawa perubahan besar terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.
Pendekatan deep learning bukan sekadar tren, tapi langkah maju menuju pendidikan yang lebih manusiawi dan relevan. Pendidikan yang tidak hanya mengisi kepala, tetapi juga membentuk cara berpikir dan cara hidup.