Banggai Cerdas Berbudaya – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai menggelar seminar bertajuk “Edukasi Sehat Remaja, Bersama Satuan Pendidikan Cegah Kekerasan dan Narkoba untuk Mewujudkan Pendidikan yang Inklusif.”
Kegiatan yang diikuti Ketua Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Satuan Pendidikan (TPPKSP) dari seluruh SMP di Kabupaten Banggai ini berlangsung dengan antusias, Senin (6/10).
Acara dibuka secara resmi oleh Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai, Syamsulbahri Lanta, S.STP, mewakili Kepala Dinas Syafrudin Hinelo, S.STP., M.Si. Dalam sambutannya, Syamsulbahri menegaskan bahwa sekolah tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kepedulian sosial peserta didik.
“Remaja harus dibekali pemahaman tentang pentingnya menjaga diri dari kekerasan, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba. Sekolah punya peran penting menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat,” ujarnya.
Pada sesi pertama, Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Banggai, Faisal Karim, S.Sos., M.Si, membawakan materi tentang Pencegahan Kekerasan pada Remaja di Lingkungan Pendidikan.
Ia menyoroti pentingnya kepekaan guru dan teman sebaya terhadap perubahan perilaku remaja yang bisa menjadi tanda adanya kekerasan.
“Banyak kasus kekerasan tidak terdeteksi karena korban takut bicara. Sekolah harus punya sistem pelaporan yang ramah anak dan mendukung pemulihan psikologis korban,” kata Faisal.
Sesi berikutnya menghadirkan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Banggai, Rampia Laamiri, S.Sos., M.Kes, yang membawakan materi tentang Pentingnya Kesehatan Reproduksi Remaja.
Rampia menegaskan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi bukan hal tabu untuk dibahas di sekolah.
“Remaja perlu tahu tentang tubuhnya agar bisa menjaga diri dan menghargai orang lain. Edukasi ini harus disampaikan dengan cara yang santun dan sesuai nilai budaya,” jelasnya.
Pada sesi siang, Kasat Narkoba Polres Banggai, AKP Hasanuddin Hamid, SH., MH, membawakan materi tentang Bahaya Narkoba dan Upaya Pencegahannya.
Ia memaparkan berbagai modus baru peredaran narkoba yang kini menyasar pelajar melalui media sosial dan pergaulan bebas.
“Anak muda sekarang jadi sasaran empuk. Ada yang diajak coba-coba, ada yang dijadikan kurir tanpa sadar. Karena itu, sekolah dan keluarga harus lebih aktif memberi pengawasan dan pemahaman,” tegasnya.
Sesi terakhir diisi oleh Satgas PPK Disdikbud Banggai, Yuliati Lamaka, S.Si, yang menjelaskan Prosedur Pelaporan dan Penanganan Korban Kekerasan di Satuan Pendidikan.
Ia menegaskan pentingnya kehadiran Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPKSP) di setiap sekolah.
“TPPKSP bukan hanya formalitas, tapi harus menjadi garda terdepan dalam melindungi peserta didik dari segala bentuk kekerasan,” ungkap Yuliati.
Kegiatan ditutup dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber. Berbagai pengalaman dan tantangan di lapangan dibahas secara terbuka, mulai dari cara membangun komunikasi dengan siswa hingga langkah pencegahan kekerasan berbasis sekolah.
Melalui kegiatan ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai berharap seluruh satuan pendidikan semakin aktif dalam menjalankan program pencegahan kekerasan dan penyalahgunaan narkoba, serta mampu mewujudkan sekolah yang aman, sehat, dan inklusif bagi seluruh peserta didik.