Melukis Pelangi di Bumi Banggai
Di Banggai, ada begitu banyak cerita yang lahir dari alam, budaya, dan kehidupan sehari-hari. Laut yang biru, hutan yang hijau, senyum nelayan, doa ibu, hingga semangat para guru honorer—semuanya merekam kisah yang terlalu indah untuk dibiarkan hilang begitu saja.
Dari sanalah lahir “Melukis Pelangi di Bumi Banggai”, sebuah antologi puisi yang ditulis oleh para guru, penulis lokal, hingga sahabat literasi dari berbagai daerah. Bukan sekadar kumpulan kata, melainkan mosaik rasa—ada rindu, cinta, luka, harapan, hingga doa yang ditorehkan dengan tulus.
Kami percaya, setiap puisi adalah warna, dan ketika semua warna itu bersatu, lahirlah pelangi. Pelangi yang mewakili suara banyak hati: dari anak-anak desa yang penuh mimpi, dari guru yang setia meski gajinya “setipis embun”, hingga alam Banggai yang berbisik minta dijaga.
Buku ini adalah bukti bahwa literasi bukan hanya milik kota besar. Dari ruang kelas sederhana, dari desa yang jauh dari hiruk pikuk, lahir karya yang bisa menyentuh siapa pun. Ia adalah dokumen kultural, sekaligus ajakan untuk menjaga alam, menghormati leluhur, dan terus menyalakan cahaya pendidikan.
“Melukis Pelangi di Bumi Banggai” bukan hanya buku. Ia adalah suara kolektif yang jujur, sederhana, tapi penuh jiwa. Sebuah cermin yang mengingatkan kita bahwa dari Banggai, dari pelukan bumi timur Nusantara, selalu ada pelangi harapan yang bisa menginspirasi Indonesia.
DAFTAR PUISI
Melukis Pelangi di Hati Bumi Banggai
Rastono Sumardi
• Air
• Aku, Air yang Kau Lupakan
• Air Terjun Piala
• Balada Tanah Banggai
• Banggai Menyambut Pemimpin Baru
• Doa untukmu, Banggai
• Gubuk Harapan
• Hutan, Mahkota Bumi yang Terlupakan
• Izinkan Aku Mencintai-Mu
• Kutitipkan Dia pada Takdir
• Luwuk Banggai, Bukit Cahaya Nan Indah
• Pendidikan adalah Cahaya
• Maleo, Simfoni Alam dan Adat Banggai
• Melukis Pelangi
• Rindu yang Melukis Langit
• Nasib Guru Honorer
• Nyanyian Hutan Terakhir
• Onyop
• Paisupok, Cermin Surgawi
• Perempuan yang Menanam Pagi
• Pesona Air Terjun Salodik
• Rarasati, Mata Hati Balantak
• Ridho Ibu, Lentera Masa Depan
• Rindu untuk Ayah di Surga
• Rintihan Hutan yang Sekarat
• Senandung di Dahan Rimba
• Senja di Teluk Lalong
• Umapos
Anisa
• Bumi yang Menangis, Namun Masih Berharap
Akhlish Lubab
• Perjalanan Sunyi
Desika Rahayu
• Cahaya Ilmu di Zaman Digital
Dian Islamiati
• Hijau, Hujan, dan Kenangan di Bumi Pertiwi
Eka Suparti
• Pelukan Rindu untuk Ayah Ibu
• Guru Peliya yang Tak Padam
• Rintihan Alam
• Tunas Harapan
• Pelukan Yang Menungu
• Rindu Di Pintu Sekolah
• Langkah Bersama Pendidikan
• Rindu Di Ruang Kelas
• Senandung Tanah Batui
Elsya Fatricindy Wongkar
• Pelita Zaman yang Terus Menyala
• Pelukan Alam
• Pelukan yang Kurindu
Endang Sulastri Ningsih
• Pelita di Tengah Gelap
Eni Mariani
• Luka di Hati Bumi
• Pelita Hidupku
Evi Widyawati
• Pintu Masa Depan
• Kasih yang Tak Pernah Usai
• Lingkungan yang Indah
Hasna Bone
• Cahaya Ilmu di Ujung Jari
• Suara Alam yang Tersisa
Irawati
• Sayap Pelindung
Irna Febrianti Sandagang
• Langkah di Atas Luka
Kadek Suarjaya
• Pelukan Hijau untuk Dunia
Masruhin
• Luka di Punggung Ibu Bumi
Minciarni Lauende
• Lukisan Waktu Bernama Hidup
Muhammad Rahmat Jayadi
• Pelukan Terakhir untuk Bumi
Muliyawati Abd. Muluk
• Pelita Hidupku
Neli
• Pelukan untuk Bumi
• Cinta yang Tak Pernah Letih
• Benih Kecil yang Tumbuh
Ni Putu Suarningsih
• Pelukan yang Tak Pernah Pulang
Nurlaela Lantaki
• Lagu Alam yang Terlupa
• Anak Didikku, Cahaya Masa Depan
Ridayati
• Air Mata yang Tak Terlihat
• Lilin di Dalam Dada
• Cahaya Kecil di Ujung Pagi
• Pelita Merah Putih
• Generasi Emas Negeri Bermartabat
• Hijau yang Pergi, Sunyi yang Datang
• Sepanjang Hayat di Dataran Toili
• Pelita Tanpa Bayang
• Pendidikan Sepanjang Hayat
• Keraguan di Ujung Doa
Samsun Huda
• Di Antara Daun yang Tak Pernah Bertanya
• Doa yang Tak Pernah Usai
• Sekolah Masa Depan, Jangan Tinggal di Masa Lalu
• Kaulah Hadapan dan Do’aku
• Karakter Terukir Zaman
• Indonesia, Dalam Pelukan Doa dan Janji
• Di Bawah Langit yang Kita Doakan
• Mimpi yang Tak Pernah Tidur
• Di Tanganmu, Masa Depan Menulis
Serly Singkuku
• Mimpi di Tengah Samudra
Sitti Hamsia Mudin
• Ibu, Pelita Semesta Hatiku
• Nyanyian Terakhir Bumi
• Bangunlah, Karakter Mulia
Sri Karmila Laode
• Suara yang Selalu Pulang
Tri Andayani
• Jejak Hidup
Tuji Rahayu
• Untuk Ibu, Dalam Sepi Aku Tumbuh
Yunia Ningsi
• Harapan di Tanganmu
• Peluk Alam di Desa Sunyi
• Rindu yang Tak Terucap
Widuri Kusparyati HK
• Ibu yang Merindu
Penulis Tamu
Hamri Manoppo
• Rinduku pada Kota yang Masih Merah di Peta
• Do’a Untuk Ibunda
• Senja Lakarsantri, Matahari Kedua
• Menyulut Api Tanpa Membakar Diri
• Ekspresi Seni, Inspirasi Negeri
• Luwuk Aku Merindukanmu
• Suara Untuk Guru Di Zaman Digital